Jakarta – Pentingnya Kebaruan dalam Inovasi Menurut Kemendagri
Yusharto Huntoyungo, yang memimpin Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), menegaskan bahwa elemen kebaruan atau novelty merupakan salah satu aspek penting dalam menilai inovasi.
Ia menjelaskan bahwa kebaruan tidak selalu berarti inovasi tersebut sepenuhnya belum ada. Kebaruan juga dapat diukur dari peningkatan jumlah penerima manfaat, dengan menekankan pentingnya melihat inovasi dari sudut pandang penerima manfaat.
"Jika sebelumnya hanya ada tiga kelompok masyarakat yang menerima manfaat, maka novelty dapat ditingkatkan dengan memperluas jumlah penerima menjadi empat atau lima. Ini sudah termasuk dalam kategori memiliki kebaruan," ujar Yusharto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara sosialisasi Inovboyo Award di Surabaya Tahun 2025. Yusharto juga menekankan bahwa unsur novelty akan menjadi salah satu kriteria dalam penilaian Inovboyo yang diadakan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Yusharto menyoroti pentingnya manfaat inovasi bagi daerah dan masyarakat. Menurutnya, inovasi yang baik harus mampu meningkatkan perekonomian, daya saing daerah, serta mendukung demokratisasi.
Dari sudut pandang masyarakat, inovasi seharusnya memberikan kemudahan dalam layanan publik, meningkatkan pendapatan, dan mempermudah akses untuk menyampaikan aspirasi.
Kriteria inovasi lainnya yang menjadi perhatian BSKDN yaitu tidak membebani pemerintah daerah maupun masyarakat, tidak menimbulkan pembatasan, berada dalam kewenangan daerah, dan dapat direplikasi.
"Semoga kriteria ini tetap menjadi pedoman utama dalam pelaksanaan Inovboyo," tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Yusharto menjelaskan berbagai prinsip dalam inovasi daerah, termasuk efisiensi, efektivitas, peningkatan kualitas pelayanan, dan tidak menimbulkan konflik kepentingan. Selain itu, prinsip lainnya adalah berorientasi pada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai kepatuhan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Yusharto menyatakan bahwa seluruh kriteria dan prinsip tersebut telah tercakup dalam pengukuran Indeks Inovasi Daerah (IID) yang mengacu pada delapan dimensi dan 36 indikator.
Salah satu tantangan dari Inovboyo adalah hilirisasi inovasi. Tantangan ini dapat diatasi dengan membentuk inkubasi agar manfaat inovasi dapat dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya fasilitasi yang menyeluruh kepada para inovator.
"Tentu perlu melalui proses seperti inkubasi melalui pelatihan, pemberian ruang untuk memulai usaha, dan sebagainya," jelasnya.
Ia berharap, melalui acara ini, inovasi dari para inovator di Kota Surabaya dapat dimanfaatkan dengan baik.
"Sehingga hasil-hasil pemikiran dari para inovator kita benar-benar terhilirisasi, dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat secara luas," tuturnya.