Prabowo Pandang Demokrasi Indonesia Tidak Berbenturan
Jakarta (BERITA HARIAN ONLINE) – Presiden Prabowo Subianto menilai bahwa demokrasi di Indonesia tidak ditandai dengan ‘benturan’ atau saling mengadu kekuatan ketika ada perbedaan pendapat, demikian pula tidak dengan saling mencaci atau mencari kesalahan satu sama lain.
Menurut Prabowo, demokrasi di Indonesia diterapkan dengan cara yang sopan, seperti yang diajarkan dalam pepatah Jawa, mikul dhuwur mendem jero, yaitu menghormati para pendahulu dan tidak menyebarluaskan kelemahan atau kesalahan mereka.
“Demokrasi di Indonesia yang sejati bukanlah demokrasi dengan ‘benturan’, bukan demokrasi dengan caci-maki, bukan demokrasi yang mencari-cari kelemahan. Kita mengamalkan mikul dhuwur mendem jero. Itulah demokrasi Indonesia,” ujar Presiden Prabowo saat berbicara di hadapan para ketua umum partai politik dan politisi dalam acara penutupan Kongres PSI di Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (20/7) malam.
Presiden kemudian mengingatkan bahwa persatuan bangsa, sebagaimana terwujud dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika, harus menjadi tujuan berdemokrasi. Artinya, meskipun ada perbedaan, semuanya harus dipersatukan dalam cinta tanah air.
“Kita Bhinneka Tunggal Ika, kita memiliki perbedaan, tetapi kita bersatu dalam kecintaan terhadap tanah air. Kompetisi itu baik, boleh dan harus dilakukan, namun tetap bersatu mengabdi kepada bangsa dan rakyat Indonesia,” lanjut Presiden Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga mengapresiasi proses pemilihan ketua umum yang berlangsung di internal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), karena menurutnya, proses tersebut berjalan demokratis dan harmonis.
“Saya sampaikan selamat atas Kongres yang terlaksana dengan baik dan tertib. Saya sangat senang melihat terobosan-terobosan Anda, keberanian Anda untuk berinovasi, dan pada akhirnya Anda tetap harmonis dalam partai Anda. Sering kali dalam organisasi di Indonesia, setiap kongres atau musyawarah nasional, terjadi keributan, bukan begitu? Kita sering melihat adegan, kadang merasa prihatin ketika ada muktamar atau kongres, peserta malah naik meja, bukan begitu? Melempar kursi. Alhamdulillah, saudara-saudara, mari kita memulai tradisi baru dalam demokrasi Indonesia,” kata Prabowo.
Presiden selanjutnya menekankan bahwa kerukunan adalah kunci keberhasilan sebuah bangsa dan negara.
“Kerukunan, kerja sama, saling pengertian, setelah berkompetisi, kembali bersatu. Siapa yang menang, rangkul yang lain. Pak Jokowi menang, beliau menggandeng saya, dan saya buktikan bahwa koalisi yang saya pimpin sekarang terdiri dari partai-partai yang pernah bersaing dengan saya, tidak ada masalah. Setelah itu, kita bersatu kembali, karena dorongan kita hanya untuk bangsa dan rakyat, hanya untuk kepentingan rakyat,” ujar Prabowo.
Presiden Prabowo menghadiri acara penutupan Kongres PSI, yang dalam rangkaiannya, menetapkan putra bungsu Presiden Ke-7 Joko Widodo, Kaesang Pangarep, kembali menjabat sebagai ketua umum partai. Dalam acara tersebut, PSI juga memperkenalkan semboyan baru partai sebagai Partai Super Terbuka (Tbk.) dan mengganti logo dari bunga mawar menjadi gajah.
Dalam acara itu, mayoritas ketua umum partai politik, terutama dari pendukung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka hadir, begitu juga dengan Jokowi yang telah menyatakan dukungannya untuk membantu PSI meraih kursi di parlemen pada Pemilu 2029.