Delegasi Indonesia Bertemu USTR untuk Melanjutkan Pembicaraan Tarif AS
Saat ini, AS fokus pada perluasan pasar dan penguatan ekonomi domestik, dan kami melihat kesempatan besar untuk bekerja sama dengan Indonesia
Jakarta (BERITA HARIAN ONLINE) – Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melakukan pertemuan dengan Ambassador Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR) untuk melanjutkan pembahasan tarif resiprokal AS.
Dalam pernyataan yang diterima di Jakarta pada hari Jumat, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa USTR adalah lembaga utama yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan kebijakan perdagangan internasional AS, tarif komoditas, dan sebagai negosiator utama dalam semua perjanjian perdagangan dan investasi bilateral, regional, serta multilateral untuk AS.
“Karena itulah USTR menjadi pihak AS pertama yang didekati oleh perwakilan negara-negara lainnya dalam negosiasi tarif dengan AS,” jelas Airlangga.
Pada pertemuan dengan Ambassador Jamieson Greer (USTR), Airlangga menyampaikan tawaran dan permintaan dari Pemerintah Indonesia terkait kebijakan tarif perdagangan AS.
“Sebagai negara demokratis terbesar, Indonesia dan AS terbuka untuk kerjasama yang saling menguntungkan, terutama dalam mewujudkan perdagangan yang adil dan seimbang,” ujarnya.
Airlangga juga menjelaskan langkah strategis Indonesia dalam mengajukan penurunan tarif perdagangan.
Indonesia menawarkan proposal konkret untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS dengan meningkatkan pembelian barang dari AS.
Indonesia dapat meningkatkan pembelian produk dari AS dengan merealokasi kebutuhan nasional untuk produk energi (migas) dari AS, serta produk-produk pertanian yang selama ini diimpor dari AS seperti kedelai, gandum, dan lainnya.
Selain itu, Indonesia juga menawarkan untuk mengoptimalkan kerjasama di bidang mineral penting, serta mendorong investasi strategis dengan skema bisnis ke bisnis (B-to-B).
Di sisi lain, Airlangga juga menyampaikan permintaan Indonesia untuk penurunan tarif ekspor ke AS, terutama untuk 20 produk utama Indonesia, karena selama ini tarif impor Indonesia lebih tinggi dibandingkan beberapa negara pesaing.
Indonesia berharap, dengan adanya kebijakan tarif AS yang baru ini, dapat memperoleh tarif yang lebih rendah sehingga produk ekspor Indonesia lebih kompetitif di pasar AS.
Ambassador Greer merespons positif tawaran dan permintaan dari Indonesia, dan sepakat untuk membahas secara teknis antara Tim Teknis Indonesia dengan pihak USTR.
Secara khusus, Ambassador Greer menugaskan Sarah Ellerman (Assistant USTR for Southeast Asia and the Pacific) untuk mengkoordinasikan pembahasan teknis dengan Indonesia.
Kedua pihak sepakat untuk segera membahas secara intensif dan menargetkan penyelesaian negosiasi dan pembahasan kerjasama bilateral Indonesia dan AS dalam 60 hari ke depan.
Sebagai langkah konkret, Sarah Ellerman langsung mengundang tim teknis Indonesia pada Jumat (18/4) untuk membahas format, mekanisme, dan jadwal negosiasi.
Menjadi salah satu negara yang diberikan kesempatan lebih awal untuk negosiasi terhadap kebijakan tarif resiprokal AS, pihak USTR menghargai langkah strategis yang diambil oleh Pemerintah RI, terutama terkait penyesuaian regulasi domestik mengenai kegiatan ekspor dan impor.
“Kami sangat menghargai langkah yang diusulkan Indonesia. Saat ini AS fokus pada perluasan pasar dan penguatan ekonomi domestik, dan kami melihat peluang besar untuk berkolaborasi dengan Indonesia,” ujar Ambassador Greer.








