Sekretaris PM Malaysia: Protes ‘Turun Anwar’ Sekadar Manuver Politik
Kuala Lumpur (BERITA HARIAN ONLINE) – Shamsul Iskandar, yang menjabat sebagai sekretaris politik Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, menyatakan bahwa rencana protes ‘Turun Anwar’ yang dijadwalkan berlangsung pada 26 Juli 2025 mendatang hanyalah agenda politik dari segelintir pihak tertentu.
Ia menegaskan bahwa hal ini hanyalah langkah politis dari kelompok kecil yang berusaha mempertahankan eksistensinya, sambil menambahkan bahwa protes tersebut bukan merupakan cerminan ketidakpuasan rakyat terhadap kepemimpinan Anwar Ibrahim.
‘(Protes) Ini bukan mengenai rakyat, melainkan tentang sekelompok kecil yang berupaya membalikkan hasil yang tidak mereka capai melalui pemilihan,’ ujar Shamsul Iskandar di Kuala Lumpur pada hari Senin, sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Malaysia BERNAMA.
Rencana demonstrasi besar-besaran dengan nama ‘Turun Anwar’ dikatakan akan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 26 Juli 2025. Isu utama dari demonstrasi ini adalah tuduhan bahwa kepemimpinan Anwar Ibrahim tidak selaras dengan semangat reformasi di Malaysia.
Shamsul Iskandar mengatakan bahwa pemerintah telah diberikan mandat melalui pemilihan umum yang bebas dan adil dan sejak saat itu telah bekerja keras untuk menyelesaikan masalah-masalah lama yang diwariskan oleh pemerintahan sebelumnya, seperti kerusakan kelembagaan, kelemahan dalam tata kelola, dan salah urus fiskal.
‘Jika perubahan diinginkan, ikutilah pemilihan umum berikutnya, itulah cara kerja demokrasi. Malaysia tidak boleh terganggu oleh kebisingan ini. Yang kita perlukan sekarang adalah kedewasaan, persatuan, dan ketulusan,’ tambahnya.
Shamsul Iskandar menekankan bahwa yang paling dibutuhkan Malaysia saat ini adalah kepemimpinan yang bijak, yang berpikir melampaui kepentingan pribadi dan bertanya, ‘Seperti apa negara ini nanti jika saya tidak ada?’, bukan pemimpin yang hanya mengejar popularitas atau berita utama.
Menurutnya, seorang pemimpin yang bijaksana adalah mereka yang membangun kelembagaan, bukan ego; membangun kepercayaan, bukan kesukuan; membangun untuk generasi mendatang, bukan untuk pemilu berikutnya.
‘Inilah persisnya gaya kepemimpinan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim: tenang, berprinsip, dan berfokus pada pelayanan dengan memimpin reformasi satu per satu, membangun kembali kepercayaan, memperkuat institusi, dan memastikan tidak ada yang tertinggal,’ tegasnya.
Dia juga menyebut bahwa gaya kepemimpinan bijaksana yang sama diterapkan oleh PM Anwar di tingkat regional sebagai Ketua ASEAN, yang berhasil mempertemukan para diplomat tinggi dari Amerika Serikat, Tiongkok, dan Rusia di Kuala Lumpur baru-baru ini, yang merupakan pencapaian diplomatik yang signifikan.









